Kenaikan Emisi Karbon RI Tertinggi di Dunia, Ini 3 Sektor Penyebabnya

Tia Dwitiani Komalasari
5 Desember 2023, 08:58
Foto udara kondisi alih fungsi lahan yang ditanami jagung milik Pemerintah Desa setempat di Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (8/11/2023). Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat mencatat lahan kritis di Jawa Barat seluas 911.192 hektare dian
ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/aww.
Foto udara kondisi alih fungsi lahan yang ditanami jagung milik Pemerintah Desa setempat di Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (8/11/2023). Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat mencatat lahan kritis di Jawa Barat seluas 911.192 hektare diantaranya lahan milik warga dan kawasan hutan, dengan laju kerusakan hutan seluas 23.341 - 33.951 hektare per tahun.

Laporan terbaru dari tim ilmuwan Global Carbon Project menunjukan bahwa Indonesia jadi salah satu negara sepuluh besar penghasil karbon di seluruh dunia. Jumlah karbon yang dihasilkan Indonesia bahkan meningkat paling banyak dibandingkan negara-negara lainnya yaitu sebesar 18,3% pada 2022.

"Capaian kenaikan emisi disumbang dari penggunaan energi fosil khususnya batu bara, alih fungsi lahan, dan deforestasi Indonesia yang tinggi," tulis laporan tersebut dikutip Selasa (5/12).

Khusus sektor penggunaan lahan, Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara penghasil emisi terbesar di dunia. Selama 2013-2022, rata-rata emisi penggunaan lahan Indonesia mencapai 930 juta ton, menyumbang 19.9% dari total emisi alih fungsi lahan dunia.

Posisi Indonesia hanya lebih baik dari Brasil yang menghasilkan 1,08 miliar ton CO2 per tahun. Negara tersebut berkontribusi terhadap 23,1% produksi karbon dunia darisektor alih fungsi lahan.

Bersama dengan Brazil dan Republik Demokratik Kongo, Indonesia menyumbang 55% dari total emisi sektor lahan dunia. Puncak emisi di Indonesia pada tahun 1997 terjadi akibat kebakaran gambut di Indonesia.

Emisi Karbon 2023 Cetak Rekor

Sementara itu,  2023 ditetapkan sebagai tahun dengan rekor emisi karbon dioksida tertinggi dari pembakaran bahan bakar fosil yaitu mencapai 36,8 miliar ton CO2 (GtCO2). Angka tersebut berada 1,4% di atas tingkat sebelum Covid-19 pada 2019. Emisi diperkirakan akan meningkat di semua jenis bahan bakar baik itu batubara, minyak, dan gas.

"Meskipun terjadi penurunan emisi karbon dari bahan bakar fosil di beberapa wilayah, seperti Eropa dan Amerika Serikat, namun secara keseluruhan angka emisi tersebut masih meningkat," ujarnya. 

Total emisi karbon, termasuk emisi bersih dari perubahan penggunaan lahan, diproyeksikan mencapai 40,9 GtCO2 pada  2023. Jumlah ini hampir sama dengan tingkat emisi 2022 dan jauh dari pengurangan yang sangat diperlukan untuk memenuhi target iklim global.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...